Mungkin kali ini bisa di bilang single Touring aja (soalnya gak ada planning juga ^.^), bukan touring motor pada umumnya yang pesertanya rombongan, karena yang pergi juga cuma 2 orang aja (Kirun & saya) dan menggunakan 1 motor Honda Karisma 125 D. Jarak tempuh yang di perkirakan juga relative dekat, "hanya" ± 350 km saja (kalau perginya hanya Depok - Tegal - Depok), jadi persiapan kita juga cuma seadanya.
Keberangkatan
Sehari sebelumnya dari Depok saya sudah berangkat ke Bekasi & menginap sehari disana. Pagi harinya karena satu dan lain hal (termasuk ganti oli & servis motor) baru sekitar jam 10.00 pagi kami berangkat menuju Tegal dengan cuaca yang agak gerimis mengundang. Rute yang kami lalui yaitu Bekasi - Cibitung - Cikarang - Kerawang - Indramayu - Cirebon - Brebes dan sampai di kota Tegal sekitar jam 15.00, tracknya sebagian besar lurus saja & cenderung membosankan jadi kecepatan motor bisa kita geber sampai ± 90 - 110 km/jam.
Setelah sampai di Kota Tegal Laka-laka (Tegal gak ada duanya), kami langsung menuju alun-alun kota untuk sholat & beristirahat sebentar di Masjid Agung Tegal, sambil menunggu teman kami dari Tegal (Olieve) & Slawi (Adipati) yang akan datang menjemput. Tidak berapa lama (kira-kira 2 jam) akhirnya datang juga dua orang yang di tunggu-tunggu, lalu kami makan + minum dan bercengkrama sebentar sebelum akhirnya kembali berangkat menuju Slawi untuk menginap di rumahnya Mas Adipati, berhubung dana terbatas ya kita cari yang gratisan aja hehehe... Lumayan...
Keesokan paginya (rencananya sih jam 7 pagi mau berangkat eh malah molor sampe jam 10 pagi, maap ya Olip ^.^) kami baru menuju tempat wisata Guci. Kali ini saya pinjem motornya Mas Adipati (Honda Supra x 125 D) yang belum pernah diajak pergi jauh, buat jemput & mboncengin si Olip yang baru saya kenal di Tegal hehehe... Lumayan... ^.^ (thanks ya bro...). Okelah kalo beg.. beg.. gitu kita lanjut lagi ceritanya, kami berangkat menuju Guci dengan 2 motor yang mengangkut 4 orang dan cuaca yang sudah mendekati mendung, tetapi tak disangka tak dinyana si Karisma mendadak minta di serpis lagi, makin lama lagi lah perjalanannya ke Guci hhhh... (sori lagi ya Lip ^.^).
Akhirnya setelah delay yang lumayan lama, dan melalui track menanjak yang berkelok-kelok, sekitar jam 12.30 kita sampe juga di Guci. Karena udah siang kita udah gak bisa ngerasain sejuknya wilayah Guci yang terletak di bawah kaki Gunung Slamet.
Taman Wisata Air Panas Guci
Guci Indah adalah Objek wisata yang memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. Dari kota Slawi berjarak ± 30 km sedangkan dari kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tigabelas buah serta pancuran 7.
Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Untuk berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan dengan menyewa kuda dengan tarif sewa yang relatif murah.
Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon, kalau mandi pada jam dua belas malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun. Di tempat ini fasilitas yang tersedia antara lain penginapan (kelas Melati sampai berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.
Sahibul hikayat, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini.
Setelah menjelajahi Taman Wisata Guci, sore harinya kami kembali menuju Tegal dengan di guyur hujan yang cukup deras & pengelihatan yang nyaris tertutup kabut.
HTM-nya lupa kalo gak salah Rp.10.000 untuk 2 motor
Parkir Rp.2.000,-/motor
Pantai Alam Indah (PAI) Tegal
Karena hari masih sore, setelah singgah sebentar di rumahnya Olip kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pantai Alam Indah (PAI) yang hanya berjarak sekitar 5 menit dari alun-alun kota Tegal.
Pantai Alam Indah (PAI) adalah salah satu objek wisata pantai di Tegal yang terletak di sisi utara Kota Tegal. Keberadaan objek wisata PAI di Tegal memberikan warna tersendiri yang melekat bersama semboyan Tegal Bahari. PAI kini selain sudah ada fasilitas taman bermain, waterboom, dan Monumen Bahari dilengkapi juga dengan anjungan yang panjangnya mencapai 250 meter dan kapal restorasi (restoran terapung) bernama Lor ing Margi. Sebuah kapal kargo yang biasa digunakan untuk mengangkut kayu dari Kalimantan yang oleh PT Tegal Shipyard Utama, kapal dengan panjang 45 meter dan lebar 12,5 meter itu kini disulap menjadi sebuah kapal restorasi (restoran terapung), jenis restoran apung tersebut bisa dibilang satu-satunya di Jateng.
Objek wisata yang dulunya hanya menawarkan pemandangan Laut Jawa dengan fasilitas pendukung terbatas ini, Selain Kapal restorasi sekarang juga berhiaskan Monumen Bahari yang diletakkan tepat setelah pintu masuk. Sekarang, PAI tidak hanya dapat dinikmati oleh muda-mudi yang mau nonton konser di tanah lapang PAI, namun keluarga dengan anak-anak kecil mendapat sajian baru untuk wahana bermain sekaligus belajar.
Monumen Bahari ini diharapkan memperkaya pengetahuan masyarakat Tegal khususnya tentang kebaharian. Selama ini, pemandangan yang disuguhkan di PAI hanya sebatas mercusuar tua dengan kapal-kapal nelayan di pelabuhan lama. Sekarang, begitu masuk ke pelataran PAI, pengunjung akan disambut tank MARINIR, kemudian repelika kapal berikut jangkarnya, pesawat tempur, dan beberapa peralatan TNI lainnya. Selain itu, di sisi timur, telah dibangun wahana permainan air dengan ember tumpah yang berbentuk poci, poci Tegal pastinya. Wahana ini kental sekali dengan nuansa pantai Tegal, selain ember tumpah berbentuk poci, juga terdapat bangunan dengan dinding menyerupai cangkang kerang laut, tentu saja dalam wujud yang besar.
Setelah puas bermain di PAI, kami kembali menuju Alun-alun kota untuk sholat maghrib & mengisi perut dengan kuliner khas Tegal. Setelah perut kenyang & menikmati pemandangan malam di kota Tegal kami lalu mengembalikan tour guide dadakan kami (si Olip) ke alamnya, kemudian menuju rumah mas Adipati untuk mandi & istirahat.
HTM Kalo gak salah Rp.5.000,-/motor
Parkir gratis (udah sore)
Lelah + menyenangkan bercampur menjadi satu, thanks to Olip & Mas Adipati... See you again next time...
Bersambung ke Touring Motor 5b : Tegal - Lawang Sewu - Ketep Pass - Tawangmangu - Situs Ratu Boko (16 Januari - 21 Januari 2010)
Foto perjalanan : http://adf.ly/rJwiQ
Referensi:
* Wikipedia
* Liburan.info
Keberangkatan
Sehari sebelumnya dari Depok saya sudah berangkat ke Bekasi & menginap sehari disana. Pagi harinya karena satu dan lain hal (termasuk ganti oli & servis motor) baru sekitar jam 10.00 pagi kami berangkat menuju Tegal dengan cuaca yang agak gerimis mengundang. Rute yang kami lalui yaitu Bekasi - Cibitung - Cikarang - Kerawang - Indramayu - Cirebon - Brebes dan sampai di kota Tegal sekitar jam 15.00, tracknya sebagian besar lurus saja & cenderung membosankan jadi kecepatan motor bisa kita geber sampai ± 90 - 110 km/jam.
Setelah sampai di Kota Tegal Laka-laka (Tegal gak ada duanya), kami langsung menuju alun-alun kota untuk sholat & beristirahat sebentar di Masjid Agung Tegal, sambil menunggu teman kami dari Tegal (Olieve) & Slawi (Adipati) yang akan datang menjemput. Tidak berapa lama (kira-kira 2 jam) akhirnya datang juga dua orang yang di tunggu-tunggu, lalu kami makan + minum dan bercengkrama sebentar sebelum akhirnya kembali berangkat menuju Slawi untuk menginap di rumahnya Mas Adipati, berhubung dana terbatas ya kita cari yang gratisan aja hehehe... Lumayan...
Keesokan paginya (rencananya sih jam 7 pagi mau berangkat eh malah molor sampe jam 10 pagi, maap ya Olip ^.^) kami baru menuju tempat wisata Guci. Kali ini saya pinjem motornya Mas Adipati (Honda Supra x 125 D) yang belum pernah diajak pergi jauh, buat jemput & mboncengin si Olip yang baru saya kenal di Tegal hehehe... Lumayan... ^.^ (thanks ya bro...). Okelah kalo beg.. beg.. gitu kita lanjut lagi ceritanya, kami berangkat menuju Guci dengan 2 motor yang mengangkut 4 orang dan cuaca yang sudah mendekati mendung, tetapi tak disangka tak dinyana si Karisma mendadak minta di serpis lagi, makin lama lagi lah perjalanannya ke Guci hhhh... (sori lagi ya Lip ^.^).
Akhirnya setelah delay yang lumayan lama, dan melalui track menanjak yang berkelok-kelok, sekitar jam 12.30 kita sampe juga di Guci. Karena udah siang kita udah gak bisa ngerasain sejuknya wilayah Guci yang terletak di bawah kaki Gunung Slamet.
Taman Wisata Air Panas Guci
Guci Indah adalah Objek wisata yang memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. Dari kota Slawi berjarak ± 30 km sedangkan dari kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tigabelas buah serta pancuran 7.
Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Untuk berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan dengan menyewa kuda dengan tarif sewa yang relatif murah.
Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon, kalau mandi pada jam dua belas malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun. Di tempat ini fasilitas yang tersedia antara lain penginapan (kelas Melati sampai berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.
Sahibul hikayat, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini.
Setelah menjelajahi Taman Wisata Guci, sore harinya kami kembali menuju Tegal dengan di guyur hujan yang cukup deras & pengelihatan yang nyaris tertutup kabut.
HTM-nya lupa kalo gak salah Rp.10.000 untuk 2 motor
Parkir Rp.2.000,-/motor
Pantai Alam Indah (PAI) Tegal
Karena hari masih sore, setelah singgah sebentar di rumahnya Olip kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pantai Alam Indah (PAI) yang hanya berjarak sekitar 5 menit dari alun-alun kota Tegal.
Pantai Alam Indah (PAI) adalah salah satu objek wisata pantai di Tegal yang terletak di sisi utara Kota Tegal. Keberadaan objek wisata PAI di Tegal memberikan warna tersendiri yang melekat bersama semboyan Tegal Bahari. PAI kini selain sudah ada fasilitas taman bermain, waterboom, dan Monumen Bahari dilengkapi juga dengan anjungan yang panjangnya mencapai 250 meter dan kapal restorasi (restoran terapung) bernama Lor ing Margi. Sebuah kapal kargo yang biasa digunakan untuk mengangkut kayu dari Kalimantan yang oleh PT Tegal Shipyard Utama, kapal dengan panjang 45 meter dan lebar 12,5 meter itu kini disulap menjadi sebuah kapal restorasi (restoran terapung), jenis restoran apung tersebut bisa dibilang satu-satunya di Jateng.
Objek wisata yang dulunya hanya menawarkan pemandangan Laut Jawa dengan fasilitas pendukung terbatas ini, Selain Kapal restorasi sekarang juga berhiaskan Monumen Bahari yang diletakkan tepat setelah pintu masuk. Sekarang, PAI tidak hanya dapat dinikmati oleh muda-mudi yang mau nonton konser di tanah lapang PAI, namun keluarga dengan anak-anak kecil mendapat sajian baru untuk wahana bermain sekaligus belajar.
Monumen Bahari ini diharapkan memperkaya pengetahuan masyarakat Tegal khususnya tentang kebaharian. Selama ini, pemandangan yang disuguhkan di PAI hanya sebatas mercusuar tua dengan kapal-kapal nelayan di pelabuhan lama. Sekarang, begitu masuk ke pelataran PAI, pengunjung akan disambut tank MARINIR, kemudian repelika kapal berikut jangkarnya, pesawat tempur, dan beberapa peralatan TNI lainnya. Selain itu, di sisi timur, telah dibangun wahana permainan air dengan ember tumpah yang berbentuk poci, poci Tegal pastinya. Wahana ini kental sekali dengan nuansa pantai Tegal, selain ember tumpah berbentuk poci, juga terdapat bangunan dengan dinding menyerupai cangkang kerang laut, tentu saja dalam wujud yang besar.
Setelah puas bermain di PAI, kami kembali menuju Alun-alun kota untuk sholat maghrib & mengisi perut dengan kuliner khas Tegal. Setelah perut kenyang & menikmati pemandangan malam di kota Tegal kami lalu mengembalikan tour guide dadakan kami (si Olip) ke alamnya, kemudian menuju rumah mas Adipati untuk mandi & istirahat.
HTM Kalo gak salah Rp.5.000,-/motor
Parkir gratis (udah sore)
Lelah + menyenangkan bercampur menjadi satu, thanks to Olip & Mas Adipati... See you again next time...
Bersambung ke Touring Motor 5b : Tegal - Lawang Sewu - Ketep Pass - Tawangmangu - Situs Ratu Boko (16 Januari - 21 Januari 2010)
Foto perjalanan : http://adf.ly/rJwiQ
Referensi:
* Wikipedia
* Liburan.info
No comments:
Post a Comment