Mungkin tidak terlalu spesial apabila kami berkunjung kesana dengan cara yang biasa karena sudah banyak orang yang pergi kesana dan menikmati indahnya panorama alam disana, tapi lain lagi ceritanya kalau kami menempuh perjalanan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan menggunakan sepeda motor dari Depok - Jabodetabek.
Tentang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.
Penduduk asli di daerah TNBTS adalah Suku Tengger, menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Joko Se-"ger".
Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar diharapkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik akan semakin meningkat. Selain Gunung Bromo yang merupakan daya tarik utama, Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Meski demikian untuk sampai ke puncak Semeru tidaklah semudah mendaki Gunung Bromo dan para pendaki diharuskan mendapat izin dari kantor pengelola taman nasional yang berada di Malang.
Rute Perjalanan Berangkat
Kami (Saya & Iqbal alias Buluk) memulai perjalanan dari Depok pada hari selasa dengan menggunakan motor Jupiter MX, sedangkan 2 rekan kami (Kirun & Bokapnya) sudah lebih dulu berangkat pada hari senin dengan menggunakan Supra x 125. Rencananya kami akan ketemu dan berangkat bareng ke TNBTS dari Purworejo, berikut rute-nya:
Day 1, Depok (berangkat jam 11 siang) - Cibitung - Cikarang - Kerawang - Indramayu - Cirebon - Brebes - Tegal - Bumiayu - Purwokerto - Banyumas - Kebumen - Purworejo (tiba jam 10 malam),
Day 2, Purworejo (berangkat jam 11 siang setelah servis motor) - Wates - YOGYAKARTA - Solo - Sragen - Ngawi - Madiun (tidur di Pom bensin Hutan Jati jam 11 malam),
Day 3, Madiun (berangkat jam 5 pagi) - Nganjuk - Jombang - Mojokerto - Sidoarjo (lihat lumpur LAPINDO lagi) - Pasuruan - Probolinggo (lewat desa Tongas) - Air terjun Madakaripura (air terjun indah tempat pertapaan Mahapatih Gajah Mada) - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (tiba di lautan pasir jam 6 sore, baru sampai penginapan jam 11 malam).
Sebelum ke Bromo, kami mampir ke kawasan wisata Air Terjun Madakaripura yang terletak di kecamatan Lumbang, kabupaten Probolinggo dan merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini dikenal sebagai tempat pertapaan Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang hujan, 3 di antaranya bahkan mengucur deras membentuk air terjun. Perlu perjuangan yang tidak mudah untuk mencapai area Air Terjun, harus berjalan ± 1km dari pintu masuk, melalui sungai & medan yang cukup terjal, tapi semua itu akan terbayar lunas begitu melihat pemandangan indah yang sudah menanti.
Salah satu kesalahan fatal kami adalah lewat Tongas - Cemorolawang (seharusnya lewat desa Tosari - Pasuruan baru ke Cemorolawang - Probolinggo) karena bersebrangan dengan tujuan awal kami untuk melihat Sunset & Sunrise yaitu Gunung Penanjakan, kami tiba jam 6 sore di Lautan Pasir Bromo dan jalur untuk mencapai Gunung Penanjakan yang terdekat adalah melalui Lautan Pasir seluas 5.250 hektar yang berada pada ketinggian ± 2.100 meter dari permukaan laut. Jadilah kami bergelap-gelap ria di Lautan Pasir dari jam 6 sore sampai jam 8 malam dengan penerangan seadanya dari sepeda motor dan tanpa bekal makanan, selain gelap dan sekeliling juga sudah tidak ada siapa-siapa lagi selain kami ber-4, motor kami juga tidak bisa melewati Lautan Pasir dengan mulus, terpaksa di dorong sambil meraba-raba arah (salah arah sedikit saja kita bisa hanya berputar-putar di Lautan Pasir sampai pagi).
Setelah Lautan Pasir masih ada rintangan berat lagi yaitu tanjakan Dingklik yang rata-rata kemiringannya bisa sampai 75° (motornya sampai gak kuat nanjak kalau boncengan), wiss pokoke lengkaplah penderitaan kita (sampai gak kerasa dingin)... Akhirnya setelah melalui perjuangan yang panjang sampai juga di puncak Penanjakan jam 8 malam, istirahat sebentar di puncak (ngopi-ngopi & makan mie rebus) terus turun ke desa terdekat untuk nyari penginapan. Akhirnya jam 11 malam sampai juga di penginapan (desa terdekat ± 8 km dari puncak Penanjakan), asli dingin banget, mungkin sekitar 0° - 5° Celcius. Sebelum istirahat kita isi bensin dulu di dekat penginapan buat persiapan lihat sunrise besok pagi.
Sunrise Penanjakan - BromoJam 3 pagi kami bersiap-siap menuju Puncak Penanjakan, mandi dulu untuk membersihkan tubuh & sedikit mengusir dingin, awalnya memang dingin sekali tetapi selang beberapa menit suhu tubuh kita akan menyesuaikan dengan suhu dinginnya air, sehingga suhu sekitar kita tidak terlalu dingin nantinya, sudah saya buktikan sendiri dan hasilnya saya tidak perlu pakai jaket, kupluk & sarung tangan di puncak Pananjakan (tapi waktu naik motor ke puncak sih perlu pakai jaket kalau gak mau jadi es batu, lihat gambar).
Jam 4.30 sampai di Puncak Pananjakan & sudah banyak sekali orang yang menanti untuk melihat sunrise, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Alhamdulillah kami mendapatkan sunrise yang bagus, mulai dari cakrawala yang memerah sampai matahari yang muncul bulat sempurna tanpa tertutupi kabut (waktu sunrise di Dieng ketutupan kabut, jadi kurang bagus). Langsung foto-foto sampai batere & memori cekak, orang lain termasuk bule-bule pada bengong ngeliatin karena saya & Buluk gak pakai jaket, kupluk & sarung tangan (pakai celana jeans & kaos Bromo aja), sedangkan yang lain pada sibuk kedinginan he..he..he..
Setelah lihat sunrise & sarapan, kira-kira jam 7 kami ke penginapan lagi buat istirahat lalu sekitar jam 10 melanjutkan perjalanan ke Madura melewati Jembatan Suramadu lagi (untuk yang ke-2 kalinya dengan motor).
Rute Perjalanan PulangDay 4, Gunung Pananjakan (TNBTS) - Desa Tosari - Pasuruan (sholat jum'at sebentar) - Sidoarjo - Surabaya - Jembatan Suramadu - Madura (Bangkalan) - Surabaya - Gresik (mampir di tempat kenalan, makan nasi Krawu) - Lamongan - Bojonegoro (mampir di tempat kenalan & Istirahat),
Day 5, Bojonegoro - Ngawi - Sragen - Solo (makan di bakso Kadipolo sekalian istirahat) - Klaten - YOGYAKARTA (muter-muter nyari oleh-oleh terus nginep di tempatnya Paijo),
Day 6, YOGYAKARTA (jam 10 pagi berangkat nyari oleh-oleh lagi) - Wates - Purworejo - Kebumen - Banyumas - Purwokerto - Bumiayu - Brebes - Cirebon (macet banget, arus balik mudik) - Indramayu (masih macet, akhirnya tepar di masjid jam 12 malem),
Day 7, Indramayu (berangkat jam 5 pagi, udah agak mendingan macetnya) - Purwakarta (mampir di rumah Bokap-nya Buluk sampai jam 2 siang) - Kerawang - Cibitung - Cileungsi - Depok (sampai rumah jam 6 sore).
Dari TNBTS sampai YOGYAKARTA masih bareng sama Kirun & Bapaknya, di YOGYAKARTA kita misah karena Kirun ngejar supaya senin bisa kerja, sedangkan saya & Buluk nginep di rumahnya Paijo.
Pengeluaran
- Untuk makan & minum mungkin sekitar Rp 30.000,-/org/hari
- Untuk Oleh-oleh, relative tergantung orangnya, saya pribadi habis sekitar Rp 300.000,-
- Pengeluaran di Air Terjun Madakaripura ; HTM Rp 10.000,- untuk 2 motor, Guide Rp 50.000,-/ Guide, Ojek payung Rp 12.000,- untuk 4 orang, lap motor (liar) Rp 10.000,- untuk 2 motor
- Penginapan di Penanjakan - Bromo Rp 150.000,-/kamar, cukup buat ber-4
- Masuk TNBTS gak bayar alias gratis (sebenernya bayar sih, tapi berhubung gak ada yang minta kita langsung masuk aja)
- HTM liar lumpur Sidoarjo Rp 10.000,- untuk 2 motor
- Bayar tol Jembatan Suramadu Rp 3.000,-/motor, bolak-balik Rp 12.000 untuk 2 motor
- Bensin ; Depok Rp 11.000, Cikarang Rp 14.000, Sadang Rp 17.000, Cirebon Rp 9.000, Wangon Rp 13.500, Purworejo Rp 15.000, Solo Rp 16.000, Madiun Rp 13.000, Pasuruan Rp 16.000, Madakaripura Rp 5.000, Bromo Rp 10.000, Pasuruan Rp 13.000, Surabaya Rp 13.500, Bojonegoro Rp 11.000, Sragen Rp 15.000, Jogja Rp 15.000, Purworejo Rp 15.500, Indramayu Rp 14.000. Cikarang Rp 13.500. Total pengeluaran bensin 1 motor untuk Jupiter MX sekitar Rp 265.000,- atau setara dengan 60 liter bensin, dengan total jarak sekitar 2.400 km.
- Biaya servis, ganti oli, ganti gear & Rantai ± Rp 300.000,-
Lihat foto lengkapnya disini
keren.... boleh tuh cobain sekali2, tapi da polisi "iseng" gak slama djln?
ReplyDeleteGak ada tuh bos, selaw aje... yang penting nyampe hehe...
ReplyDeletebromo emg keren mas,,sayang saya ga sempet mampir ke air terjun madakaripura,,, ikut donk kl jalan2 lgi
ReplyDeleteSaluut bro.. gw ma tmen2 jg mw k bromo,star dr jogja n skrg lg nginep di surabaya cz mw lewatin suramadu dlu. .btw kendalanya apa aj bos wkt naek pke mtr k bromo?
ReplyDeleteKendalanya lumayan sih, yang pasti motor harus prima karena tanjakannya banyak yang ekstreem & berbelok-belok (disarankan pake motor laki, tapi kalau mau pakai motor bebek sebaiknya yang 125 cc keatas). Dilautan pasir bakalan lebih menyiksa lagi tuh, kalau kesorean disana disarankan untuk gak lewat lautan pasir (saya ngalamin jam 6 sampai jam 8 malam kejebak di lautan pasir & sangat tidak menyenangkan hehehe..). Kalau dari Surabaya lebih baik ambil jalur desa Tosari-Pasuruan (langsung Gunung Pananjakan liat Sunset & Sunrise), besoknya baru nyebrang lautan pasir ke Bromo terus lanjut ke air Terjun madakaripura, nah nanti pulangnya baru lewat desa Tongas-Probolinggo...
ReplyDeleteSelamat bertouring ria bro, semoga sukses...
Thanks Bos,ni gw lg nginep d desa asem bakor,kec.kraksan probolinggo (rmh tmen)..trz klo mw ke penanjakan rutenya lwt mana aja bos? (Gw ber6 naik pke mtr 4)
ReplyDeleteSori baru OL lagi nih bro,
ReplyDelete-Kalau mau ke Penanjakan lebih baik balik lagi lewat desa Tosari - Pasuruan (tanya aja di Pasuruan),
- Kalau mau dari Probolinggo bisa lewat desa Tongas-Lumbang-Sukapura-Ngadisari-Cemorolawang-Lautan Pasir-Gunung Bromo-Tanjakan Dingklik-Pananjakan (jangan lupa mampir di air terjun Madakaripura dulu)...
Akhrnya bsa pulang dgn slamat 6hr prjalanan kliling jatim...gw ambl lwt prbolinggo,trz liat bromo dlu,bru naik k penanjakan,trz pulang lwt nongko jajar(jalur malang)..total tjuan gw 6 wisata : jogja-suramadu-lapindo-bromo-jatimpark-pantai balekambang-g.kelud-makam bungkarno...btw g.kelud keren jg bos,ga kalah ma bromo,bru aj muncul anak gunung d tengah2 danau g.kelud
ReplyDeletethun dpan rncna k bali-lombok..smoga bsa trlaksna...thanks bos atas saran2nya
ReplyDeleteSama-sama bro, kalo aye taun depan rencananya mo Touring ke Sabang dari Jakarta hehehe...
ReplyDelete